HADIS TENTANG KEUTAMAAN SILATURRAHIM
Pixabay |
HADIS NABI MUHAMMAD
SAW TENTANG KEUTAMAAN SILATURRAHIM
HADIS TENTANG KEUTAMAAN SILATURRAHIM | HADIS
TENTANG KEUTAMAAN SILATURAHMI
Dilansir dari
muslim.or.id, silaturahmi dan silaturahim sebenarnya memiliki makna yang sama.
Dua istilah tersebut memiliki akar kata ar-rahm, yang bermakna rahim atau kasih
sayang.
Selain itu, keduanya
juga menggunakan akar kata shilah yang bermakna hubungan. Artinya, baik
silaturahmi dan silaturahim sama-sama bermakna menjaga hubungan kasih sayang.
Berikut Hadits tentang Keutamaan Silaturahmi:
Pertama: Merupakan Tanda Orang Beriman
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi
wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah
dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi, dan barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam."
(HR. Bukhari)
Kedua: Dilapangkan Rezeki
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ
بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ
أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ
رَحِمَهُ
Dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin
Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia
menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari)
Ketiga: Mendapat Pertolongan Allah
قَالَ أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا يَزِيدُ
بْنُ هَارُونَ، حَدَّثَنَا حَجَّاجِ بْنِ أَرْطَاةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي ذَوِي أَرْحَامٍ، أَصِلُ وَيَقْطَعُونَ،
وَأَعْفُو وَيَظْلِمُونَ، وَأُحْسِنُ وَيُسِيئُونَ، أَفَأُكَافِئُهُمْ؟ قَالَ: لَا
إِذَنْ تُتْرَكُونَ جَمِيعًا، وَلَكِنْ جُدْ بِالْفَضْلِ وَصِلْهُمْ؛ فَإِنَّهُ لَنْ
يَزَالَ مَعَكَ ظَهِيرٌ مِنَ اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، مَا كُنْتَ عَلَى ذَلِكَ
" Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnu Bakar, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah
menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Artah, dari Amr ibnu Syu'aib, dari
ayahnya, dari kakeknya yang menceritakan bahwa seorang lelaki datang kepada
Rasulullah Saw., lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku
mempunyai banyak kerabat; aku menghubungkan persaudaraan dengan mereka, tetapi
mereka memutuskannya; dan aku memaafkan mereka, tetapi mereka terus berbuat
aniaya terhadapku; dan aku berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka
terus-menerus berbuat buruk terhadapku. Bolehkah aku membalas perlakuan
mereka?" Rasulullah Saw. menjawab: Tidak, kalau begitu berarti kamu semua
sama tidak benarnya, tetapi bermurahlah dengan memberikan kelebihan dan
tetaplah menghubungkan kekeluargaan, karena sesungguhnya kamu akan terus
mendapat pertolongan dari Allah Swt. selama kamu mau melakukan hal tersebut.
Keempat: Disayang Penduduk Langit
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ،
حَدَّثَنَا عَمْرٌو، عَنْ أَبِي قَابُوسَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو -يَبْلُغُ
بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-قَالَ: الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ
الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ أَهْلُ السَّمَاءِ، وَالرَّحِمُ
شُجْنَة مِنَ الرَّحْمَنِ، مَنْ وَصَلَهَا وَصَلَتْهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَّتْهُ
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah
menceritakan kepada kami Amr, dari Abu Qabus, dari Abdullah ibnu Amr r.a. yang
menerimanya dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Orang-orang yang penyayang
disayangi oleh Tuhan Yang Maha Pemurah. Sayangilah penduduk bumi, niscaya
kalian akan disayangi oleh penduduk langit. Rahim itu adalah bagian dari kata
Rahman, (Allah Swt. berfirman).”Barang siapa yang menghubungkannya, maka Aku
berhubungan dengannya. Dan barang siapa yang memutuskannya, Aku putuskan dia.
Kelima: Silaturahmi Mencegah Azab
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ
أَخْبَرَنَا عُيَيْنَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جَوْشَنٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ
أَبِي بَكَرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا
مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ عُقُوبَتَهُ فِي الدُّنْيَا، مَعَ مَا
يُدَّخَرُ لِصَاحِبِهِ فِي الْآخِرَةِ، مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu
Aliyyah, telah menceritakan kepada kami Uyaynah ibnu Abdur Rahman ibnu Jusyan,
dari ayahnya, dari Abu Bakrah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Tiada suatu perbuatan dosa pun yang lebih layak untuk disegerakan
oleh Allah hukumannya di dunia selain dari azab yang disediakan untuk pelakunya
kelak di akhirat selain dari zina dan memutuskan hubungan kekeluargaan.
Wallahu A'lam.