PENGERTIAN HARI TASYRIK DAN KEISTIMEWAANNYA
Pixabay.com |
PENGERTIAN HARI TASYRIK
KEISTIMEWAAN HARI TASYRIK
ARTI HARI TASYRIK
Menurut ahli bahasa dan ahli fikih Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Hari Raya Idhul Adha (nahar) yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dinamakan tasyrik karena di hari-hari tersebut daging-daging qurban didendeng (dipanaskan di bawah terik matahari).
Sebagian ulama menafsirkan Hari Tasyrik adalah: berasal dari kata syuruk yaitu menyembelih hewan qurban ketika matahari mulai meninggi yaitu waktu Dhuha.
Imam Nawawi dalam al Minhaj Syarh Shahih Muslim mengatakan bahwa hari tasyrik memiliki kesamaan sebagaimana Idul Adha dalam hal hukum yang berlaku. Di antaranya dalam waktu penyembelihan kurban, diharamkan untuk berpuasa sebagaimana hari Idul Adha, dan dianjurkan untuk bertakbir sepanjang waktu tersebut.
Jumhur ulama menyatakan disunnahkan takbiran setelah sholat fardhu di hari-hari tasyrik. Selain karena itu bagian dari amal shalih, juga secara praktik ada beberapa shahabat yang sudah melakukannya.
KEISTIMEWAAN
HARI TASYRIK
1. Harinya makan dan
minum, berhari raya dan makan-makan.
Sabda Nabi
Muhammad SAW.
"Hari Arafah, hari Nahar (Idul Adha) dan hari-hari Tasyrik adalah hari-hari raya kita ummat Islam, hari Tasyrik itu adalah harinya makan-makan dan minum". (HR. Abu Daud)
Adapun dalam makan dan minum Allah SWT mengingatkan jangan berlebih-lebihan. Allah SWT berfirman:
وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh,
Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al A’raf: 31)
2. Waktu yang Dianjurkan untuk Memperbanyak Takbir dan Zikir
Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah:
203
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
Dan
berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang ditentukan (berbilang).
3. Hari banyak beramal
ibadah dan berdoa
Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah:
200
فَاِذَا قَضَيْتُمْ مَّنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَذِكْرِكُمْ اٰبَاۤءَكُمْ اَوْ اَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا وَمَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ
Terjemahan
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka berzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berzikirlah lebih dari itu. Maka di antara manusia ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun.
Dan Allah SWT juga berfirman dalam surat Al Baqarah: 201
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".
Para
mufassirin menafsirkan kebaikan atau kebahagian di dunia itu adalah dapat hidup
dengan penuh pengabdian dan beribadah kepada Allah SWT. Kebaikan atau
kebahagiaan di akhirat adalah memperoleh ridho Allah SWT dan mendapatkan
ganjaran dari amal ibadah yang kita lakukan di dunia yaitu surgaNya Allah serta
berjumpa dengan Allah SWT.
Demikian semoga bermanfaat. Wallaahu a'lam.