HADIS TENTANG KEUTAMAAN MENGENDALIKAN MARAH
Pixabay |
HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MARAH | HADIS TENTANG KEUTAMAAN MENAHAN MARAH
Kemarahan berasal dari kata marah (bahasa Inggris: wrath, anger; bahasa Latin: ira) adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan noradrenalin. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang dominan secara perilaku, kognitif, maupun fisiologi saat seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secara langsung ancaman dari pihak luar.
Pandangan Agama Islam
Dalam Islam, marah adalah suatu sikap yang hendaknya dikendalikan (ditahan). Ketika sesorang sering menghadirkan sifat ini, maka tentu saja itu tidak baik dalam kehidupannya.
Berikut
beberapa hadis tentang marah dan keutamaan menahan marah.
Rasulullah Melarang
Marah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ
صلى الله عليه و سلم أَوْصِنِي. قَالَ: لَا تَغْضَبْ، فَرَدَّدَ مِرَارًا، قَالَ: لَا
تَغْضَبْ
[رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ]
Artinya: " Dari Abu Hurairah, semoga Tuhan meridhoi dia, bahwa seorang pria berkata kepada Nabi, semoga doa dan damai Allah besertanya, "Nasihati saya." Nabi bersabda: Jangan marah, dan pria itu mengulangi beberapa kali, Nabi mengatakan: Jangan marah. [HR. Al-Bukhari].
Pada hadis riwayat
yang lain:
جَارية بْنُ قُدامة السَّعْدِيُّ؛ أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قُلْ لِي قَوْلًا يَنْفَعُنِي
وأقْلِل عَلَيَّ، لَعَلِّي أَعِيهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "لَا تَغْضَبْ". فَأَعَادَ عَلَيْهِ حَتَّى أَعَادَ عَلَيْهِ
مِرَارًا، كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ: لَا تَغْضَبْ
Artinya: " Jariah Ibnu Qudaman As-Sa'di, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, lalu ia mengatakan, 'Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku suatu nasihat yang bermanfaat bagi diriku, tetapi jangan banyak-banyak agar aku selalu mengingatnya.' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Kamu jangan marah.' Ia mengulangi pertanyaannya kepada Nabi SAW. berkali-kali, tetapi semuanya itu dijawab oleh Nabi SAW dengan kalimat, 'kamu jangan marah'."
Orang yang
Menahan Marah adalah Orang yang Kuat
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قال: "لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرُعة، وَلَكِنَّ الشَّدِيدَ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Artinya:
" Dari Abu Hurairah R.A, dari Nabi
Muhammad SAW, Beliau bersabda: “Orang yang kuat itu bukanlah karena jago gulat,
tetapi orang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah,
Orang yang
Menahan Marah Dijanjikan Surga
عَنْ أَبِي عَمْرِو بْنِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "مَنْ كَفَّ غَضَبَهُ كَفَّ اللهُ عَنْهُ عَذَابَهُ، وَمَنْ خزَنَ لِسَانَهُ سَتَرَ اللهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنِ اعْتَذَرَ إلَى اللهِ قَبِلَ عُذْرَه
Artinya: Dari
Ibn Umar dan Ibnu Anas bin Malik dari Ayahnya, ia berkata: Bahwa Rasulullah SAW
bersabda: "Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang,"
Marah Termasuk
Perbuatan Setan
عَنْ جَدِّي عَطِيَّةَ -هُوَ ابْنُ سَعْدٍ السَّعْدِيُّ، وَقَدْ كَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ-قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "إنَّ الْغَضَبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، وإنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وإنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالماءِ، فَإذَا أُغْضِبَ أحَدُكُمْ فَلْيَتَوضَّأْ".
Artinya:
"Telah menceritakan kepadaku ayahku di hadapan kakekku (yaitu Atiyyah ibnu
Sa'd As-Sa'di) yang berpredikat sebagai sahabat, bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda: 'Sesungguhnya marah itu perbuatan setan, dan setan itu diciptakan
dari api, dan sesungguhnya api itu hanya dapat dipadamkan dengan air. Karena
itu, apabila seseorang di antara kalian marah, hendaklah ia berwudu'.
Orang yang
Menahan Marah adalah Ciri Orang yang Beriman
عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَبْنَاءِ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم: "مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أنْ يُنْفِذَه مَلأهُ اللهُ أَمْنًا وَإيمانًا
Artinya:
"Barang siapa yang menahan amarah, sedangkan dia mampu mengeluarkannya,
maka Allah memenuhi rongganya dengan keamanan dan iman."
Orang yang
Menahan Marah Dinanti Bidadari
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزيد، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، حَدَّثَنِي أَبُو مَرْحُوم، عَنْ سَهْل بْنِ مُعَاذ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَبِيهِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَه، دَعَاهُ اللهُ عَلَى رُؤُوسِ الْخَلائِقِ، حَتَّى يُخيرَهُ مِنْ أيِّ الْحُورِ شَاءَ
Artinya:
"Barang siapa menahan amarah, sedangkan dia mampu untuk melaksanakannya,
maka Allah kelak akan memanggilnya di mata semua makhluk, hingga Allah
menyuruhnya memilih bidadari manakah yang disukainya," (Hadis diriwayatkan
Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Ibnu Majah).
Marah
Menghimpun Semua Perbuatan Jahat
عَنْ حُمَيد بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَوْصِنِي. قَالَ: "لَا تَغْضَبْ". قَالَ الرَّجُلُ: فَفَكَّرْتُ حِينَ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قَالَ، فَإِذَا الْغَضَبُ يَجْمَعُ الشَّرَّ كُلَّهُ
Artinya: "Seorang lelaki bertanya, 'Wahai Rasulullah, berwasiatlah untukku.' Nabi SAW menjawab, 'Kamu jangan marah.'
Lelaki itu
melanjutkan kisahnya, 'Maka setelah kurenungkan apa yang telah disabdakan oleh
Nabi SAW tadi, aku berkesimpulan bahwa marah itu menghimpun semua perbuatan
jahat.'
Orang yang
Menahan Marah Mendapat Ridha Allah
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا تَجَرَّعَ عَبْدٌ مِنْ جُرْعَةٍ أَفْضَلَ أَجْرًا مِنْ جُرْعَةِ غَيْظٍ كَظَمَهَا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ
Artinya:
"Tiada suatu regukan pun yang ditelan oleh seorang hamba dengan pahala
yang lebih utama selain dari regukan amarah yang ditelan olehnya karena
mengharapkan ridha Allah," (Hadis ini dikisahkan oleh Ibnu Umar R.A.
Buruknya Kemarahan
Allah SWT berfirman:
إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَىٰ وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Fath: 26).
Melalui ayat ini Allah mencela orang-orang kafir karena mereka menampakkan kesombongan yang bersumber dari marah yang tidak pada tempatnya. Melalui ayat ini pula, Allah memuji orang-orang mukmin atas ketenangan yang diberikan-Nya kepada mereka.
Wallahu A’lam.
Silahkan baca selengkapnya tentang hadis-hadis berbagai tema lainnya dengan klik di sini DI SINI
Sunnah.com
Wikipedia.com
Sumber Lain